. My note: Meramu Hidup Bahagia,,,

Meramu Hidup Bahagia,,,

Thursday, February 04, 2010 | 0 Comments

http://www.emoticonizer.comAku melihat, aku mendengar, dan aku merasakan setiap gerak langkahku, kedipan mataku, denyut jantungku, dan setiap helaan nafasku, dan aku rasakan ini, ya aku rasakan ini setiap jam, menit dan detik hidupku.

Dalam satu bulan ini aku sering menyendiri, merenungkan diri, melihat diri dan mengenal diriku sendiri.

Dalam kesendirianku aku berfikir dan bertanya pada diriku, untuk apa aku hidup ? ya baru pertanyaan ini yang telintas dalam pikiranku, tetapi aku tidak melanjutkan untuk mencari jawaban atas pertanyaanku karena disibukan oleh pekerjaan sehari-hari yang merepotkanku.

Dalam beberapa hari pertanyaan ini muncul kembali mengiringi disaat kesendirianku, kemudian aku mencoba untuk mengiringi rasa penasaranku akan pertanyaan yang sering muncuk dalam diriku, untuk apa aku hidup ?.

Kemudian aku berusaha untuk mencari jawaban, dengan melihat orang-orang disekelilingku. Aku melihat temanku seorang pedagang, aku melihat temanku seorang penjahit, dan aku melihat teman kerjaku yang semangat untuk melanjutkan pendidikan s3 nya, lalu aku bertanya kembali pada diriku untuk apa mereka melakukan itu semua ?.

Kemudian aku bertanya kepada mereka, untuk apa kamu melakukan itu ? temanku pedagang menjawab : “aku berdagang untuk mendapatkan uang dan bisa menghidupi anak istriku”, kemudian temanku penjahit menjawab : “aku menjahit untuk mendapatkan uang dan bisa membahagiakan aku dan keluargaku”, kemudian temanku seorang manager sebuah perusahaan yang sedang melanjutkan pendidikan s3-nya menjawab : “aku melanjutkan s3 untuk meningkatkan taraf hidupku, semakin besar gelarku semakin pandai aku dan semakin banyak uang yang bisa kudapatkan dengan banyak uang yang kudapatkan aku bisa mendapatkan harta yang melimpah.”.

Kemudian aku berfikir kembali, apa mereka hidup karena ingin mendapatkan uang ?, lalu aku bertanya pada diriku, setelah mendapatkan uang yang banyak, untuk apa uang tersebut ? kemudian aku bertanya kepada mereka, untuk apa uang tersebut ?, mereka menjawab, “uang bisa membuat aku bahagia, aku bisa membeli apa aja yang aku mau, aku bisa membeli rumah aku bisa membeli mobil aku bisa mendapatkan harta yang melimpah.

Kemudian aku berfikir kembali, dan mencoba mencari jawaban atas pertanyaanku, ya mereka hidup adalah untuk mendapatkan uang dan harta yang melimpah dan itu yang membuat mereka bahagia.

Setelah sekian lama aku tetap memperhatikan mereka, ada yang janggal terhadap perilaku mereka, kemudian aku bertanya kepada pedagang, kenapa engkau murung temanku ? aku melihat engkau sukses dalam berdagang, engkau bisa membeli rumah dan mobil, apalagi yang membuat engkau murung ?, sang pedagang menjawab : “Ya aku sudah memiliki mobil dan rumah, tetapi hatiku tidak tenang, karena dukun yang selama ini aku percaya tidak mampu untuk menyaingi dagangan sainganku, aku tidak puas akan hal ini, dan ini yang membuatku merasa resah”.

Kemudian aku bertanya kepada temanku seorang penjahit, kenapa engkau murung temanku ? temanku menjawab, usahaku bangkrut, aku sudah tidak punya uang dan hartaku sudah mulai aku jual satu persatu, itu yang membuat aku sedih.

Kemudian aku bertanya kepada teman kerjaku yang sedang melanjutkan s3 nya, aku melihat mukamu masam dan aku melihat kerutan jidatmu semakin lama semakin mengkerut, ada apa dengan mu ?, kemudian temanku menjawab : “Ahhh, aku capek mengahadapi semua ini, aku sudah capek harus terus menjilat atasanku, aku capek harus menyikut teman sejawatku, aku sudah capek harus menginjak bawahanku, aku sudah bosan atas semua ini”.

Lalu aku kembali bertanya pada diriku, ternyata jawaban itu salah dan tidak tepat, uang dan harta melimpah bukan tujuan hidup!!, aku menerka-nerka uang dan harta melimpah hanya sebuah media supaya mereka hidup bahagia, jadi tujuan mereka hidup adalah sebenarnya untuk mendapatkan kebahagiaan, ya aku sudah mendapatkan jawaban itu tujuan hidup adalah mendapatkan kebahagiaan!!.

Lalu aku bertanya kembali kepada diriku, tujuan aku hidup adalah untuk mendapatkan kebahagiaan, lalu kebahagiaan apa yang bisa membuat aku bahagia, sedangkan apa yang dilihat oleh mataku uang dan harta kekayaan tidak membuat mereka bahagia.

Pedagang temanku sudah memiliki harta melimpah tetapi tidak merasakan kebahagian, teman sejawatku yg memiliki jabatan penting diperusahaanku tidak merasakan kebahagiaan, kemudian temanku seorang penjahit juga tidak merasakan kebahagian setelah kehilangan uang dan harta kekayaannya.

Dalam 1 minggu perenunganku aku telah mendapatkan titik terang untuk menemukan “hidup bahagia”, ternyata “hidup bahagia” itu tidak serumit yang aku bayangkan.

“Aku tidak harus bersusah payah untuk memperjuangan hidup untuk mendapatkan gelimangan harta”

“Aku tidak harus risau hati apabila harta meninggalkanku”

“Aku tidak harus mengkerutkan dahi apabila kemiskinan menimpa takdirku”

“Aku tidak harus bersedih hati disaat sakit menimpaku”

“Aku tidak harus merana disaat anak dan istriku harus meninggalkan dunia ini”

“Aku tidak akan takut dan bersedih disaat aku meninggalkan dunia ini”

“Dan aku pun tidak gentar disaat aku harus bertemu dengan Tuhan penciptaku”

“Dan aku bahagia atas apapun yang akan menimpaku, baik itu ditimpa kemalangan ataupun kesenangan hatiku tidak akan berubah aku akan bahagia”.

Ya.. aku senang menyendiri, jauh dari manusia yang lain sehingga dalam kesendirianku ini aku bisa berdua-duaan dengan Tuhanku, dan Tuhanku telah memberikan ilham kepadaku atas apa yang aku cari-cari selama ini.

Lalu apa ilham yang aku dapat ? sehingga aku bisa menemukan “hidup bahagia” adalah

Manusia yang tahu dan kenal serta mencintai T.U.H.A.N nya!!!.

Lalu dalam hatiku bertanya, kenapa dengan tahu, kenal dan mencintai Tuhannya bisa membuatku bahagia ?

Karena dengan tahu, kenal dan mencintai Tuhannya..

“Aku tahu siapa yang memberiku rezeki, sehingga aku tidak harus menjadi seoarang manager yang harus menyikut sesama, menginjak bawahan dan harus menjilat atas, aku tidak harus mencari dukun untuk supaya sukses dalam berdagang”

“Aku tahu siapa yang mengambil milik yang bukan miliku, sehingga aku tidak harus bersedih hati disaat usahaku harus bangkrut dan gulung tikar”

“Akupun tidak akan merasa kecil hati disaat kemiskinan menimpaku”

“Akupun tahu siapa yang memberi penyakit dan siapa yang menyembuhkan sakitku”

“Akupun tau diri siapa aku dan siapa anak istriku, sehingga aku akan ikhlas apabila Tuhan mengambil, aku dan anak istriku”

“Dan akupun akan senang apabila aku dipertemukan dengan Tuhanku, aku senang karena bertemu dengan Kekasihku”

“Ya aku tahu siapa diriku dan sangat mengenal siapa aku, yaitu seorang aku yang hanya tunduk dan taat atas segala apa-apa yang Tuhan inginkan kepadaku”.

Sehingga dalam hidupku aku tidak ingin jadi apa-apa dan tidak ingin menjadi siapa-siapa, serta tidak memiliki keinginan apa-apa, hidupku akan mengikuti apa yang Tuhan inginkan kepadaku.

Sehingga apabila Tuhan menjadikan ku seorang kaya raya, aku tidak akan menyombongkan hartaku, karena aku tahu harta ini bukan milikku tapi Tuhan yang menitipkan kepadaku.

Apabila Tuhanku menjadian aku seorang pejabat penting, aku tidak harus bersusah payah untuk menyikut sesama, menginjak bawahan dan menjilan atasan.

Apabila Tuhan menimpa masalah padaku, aku tahu harus bagaimana beriskap untuk menyelesaikan masalahku, sehingga masalah tidak akan merusak hubunganku dengan Tuhanku.

Apabila Tuhanku menjadikan aku hidup miskin, maka aku menjadi sorang miskin yang baik, seorang miskin yang tidak menjadikan kemiskinan masalah bagiku, kemiskinan yang akan terasa nikmat bagiku.

Sampai kematian menimpaku, aku akan merasa senang sekali karena aku akan bertemu dengan kekasihku yaitu Tuhanku.

Ya inilah hidup bahagia yang sejati, hidup bersama Tuhan.

Lalu siapa Tuhanku, Allah SWT Sang pemilik bumi langit beserta isinya.


Ditulis ulang dari sumbernya
Sumber by: www.widianto.org

0 komentar:

Post a Comment

Komentar anda adalah hadiah terindah buat penulis

About